Cinta Pertamaku
25/10/2011
Oleh : Maryeni Anatesia
ini hanya curahan hati seorang anak manusia yang sungguh tak berdaya tanpa izin-Nya dan izin orangtua serta dukungan senior dan teman-teman semuanya
Awalnya...
Saat aku memasuki Sekolah Menengah Atas di salah satu SMAN di Jakarta Timur aku bersama Hanny teman sekelasku di X.2 mengikuti ekstrakulikuler CDP, yaitu ekskulnya para pecinta alam. Mungkin bagi sebagian anak seukuran kami ekskul ini termasuk “ekstrem” tetapi bagiku ini merupakan tantangan dan aku memang ingin sekali bisa pergi keluar mendaki puncak sebuah gunung seperti mereka para “jagoan”.
Anak perempuan di CDP tadinya ada 4 orang, tetapi seiring berjalannya waktu hanya tinggal aku dan Hanny yang masih aktif mengikuti latihan atau sekedar kumpul bersama. Namun, karena masih awal tahun pertama bersekolah aku belum dapat mengikuti kegiatan CDP yang pergi keluar (mungkin orangtua dan kakak-kakakku belum yakin bahwa aku bisa dan tidak akan merepotkan mereka para kakak seniorku nantinya) tetapi hal itu tidak membuat aku lantas keluar dari CDP. Tekadku saat itu aku harus bisa ikut serta dalam kegiatan CDP suatu saat nanti dengan izin-Nya dan izin keluargaku.
Cinta itu...
Anak-anak CDP berencana hendak mendaki Gunung Gede Pangrango (bulan Oktober 2008) aku meminta izin kepada kedua orangtuaku dan kakak-kakakku untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut dengan meyakinkan pada mereka bahwa nantinya akan ada Hanny dan kakak senior perempuan yang ikut serta sehingga akan ada orang yang menjaga. Dan alhamdulillah tanpa disangka aku diizinkan untuk ikut.
Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dengan berbekal peralatan dan perlengkapan seadanya (sesuai dengan apa yang diperintahkan) aku berpamitan pada orang dirumah untuk berangkat menuju tempat janjian yang telah ditentukan. Lalu kami menuju rumah ka Sutan untuk hendak packing ulang dan memeriksa bawaan kami. Baru kemudian aku dan para rombongan yang sekitar 12 orang itu (4 perempuan termasuk aku) berjalan menuju terminal untuk naik bis ke arah Bogor dan menyarter mobil untuk sampai tujuan.
Sesampainya di tempat tujuan kami beriistirahat sejenak dan makan untuk mengisi energi kami, dan baru akan memulai pendakian setelah magrib tiba. Saat itu udara dingin terasa menyelimuti kulitku yang tipis, kami berhenti sejenak dan ka Alif ke pos untuk melapor dan berbincang sejenak (aku kurang paham karena baru pertama kali ikut kegiatan ini).
Setelah perjalanan cukup jauh dan energi kami sudah cukup habis kami beristirahat dan mendirikan tenda ditempat yang memungkinkan lalu tidur sejenak. Paginya setelah makan dan berberes kami meneruskan perjalanan kembali. Banyak track yang lumayan menguras energi karena ini merupakan pengalaman pertama kali bagiku jadi aku baru tau bahwa jalanan untuk mencapai puncak adalah seperti ini beratnya. Tetapi aku menikmatinya dengan senang hati dan selalu membayangkan puncak dari semuanya.
Ketika kakak seniorku ada yang berkata bahwa puncak sebentar lagi kita tapaki, aku semakin bersemangat untuk mempercepat langkah kaki ini dan melupakan rasa letih yang ku rasakan. Alhamdulillah tidak terasa akhirnya sampailah aku dan para rombongan diatas puncak. Decak kagum, senang, bangga, dan semua rasa lelah dan letih terbayar sudah dengan pemandangan di depan mata yang subhanallah indahnya. Ternyata inilah puncak yang aku tak bisa bayangkan betapa sempurnanya ciptaan-Nya yang merupakan nikmat bagi para pecinta alam-Nya dan inilah cinta itu.
Dimulai...
Dalam genggaman tangan kecil ini ada harapan besar
harapan yang bukan sekedar hanya sebuah harapan
ada keinginan dan kemauan yang besar dalam harapan itu
untuk kembali menapaki kaki kecil ini di puncak-Mu
untuk kembali mengagumi alam-Mu yang sempurna
untuk kembali membuktikan bahwa aku bukan hanya sekedar anak kecil “biasa”
yang mereka anggap aku manja, lemah, tak berdaya
dengan izin-Mu Tuhan akan aku buktikan bahwa itu semua bukan diriku
aku bisa menjadi diriku dengan sejuta impian yang kugenggam
seperti aku mengenggam harapan untuk mencapai puncak-Mu kembali
Dan cinta itu pun dimulai saat pengalaman pertama itu terjadi :)
Terimakasih untuk ka Alif, ka Sutan, ka Hendid, tante Aca, ka Eca, Hanny, Ambon, Imam, Jati, Aga, Satrio, Aam (maaf yang tidak kesebut karena lupa hehehe) yang telah membuat saya jatuh cinta pada pengalaman pertama:)
ikutan blog contest doain menang yaaaaa :)
25/10/2011
Oleh : Maryeni Anatesia
ini hanya curahan hati seorang anak manusia yang sungguh tak berdaya tanpa izin-Nya dan izin orangtua serta dukungan senior dan teman-teman semuanya
Awalnya...
Saat aku memasuki Sekolah Menengah Atas di salah satu SMAN di Jakarta Timur aku bersama Hanny teman sekelasku di X.2 mengikuti ekstrakulikuler CDP, yaitu ekskulnya para pecinta alam. Mungkin bagi sebagian anak seukuran kami ekskul ini termasuk “ekstrem” tetapi bagiku ini merupakan tantangan dan aku memang ingin sekali bisa pergi keluar mendaki puncak sebuah gunung seperti mereka para “jagoan”.
Anak perempuan di CDP tadinya ada 4 orang, tetapi seiring berjalannya waktu hanya tinggal aku dan Hanny yang masih aktif mengikuti latihan atau sekedar kumpul bersama. Namun, karena masih awal tahun pertama bersekolah aku belum dapat mengikuti kegiatan CDP yang pergi keluar (mungkin orangtua dan kakak-kakakku belum yakin bahwa aku bisa dan tidak akan merepotkan mereka para kakak seniorku nantinya) tetapi hal itu tidak membuat aku lantas keluar dari CDP. Tekadku saat itu aku harus bisa ikut serta dalam kegiatan CDP suatu saat nanti dengan izin-Nya dan izin keluargaku.
Cinta itu...
Anak-anak CDP berencana hendak mendaki Gunung Gede Pangrango (bulan Oktober 2008) aku meminta izin kepada kedua orangtuaku dan kakak-kakakku untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut dengan meyakinkan pada mereka bahwa nantinya akan ada Hanny dan kakak senior perempuan yang ikut serta sehingga akan ada orang yang menjaga. Dan alhamdulillah tanpa disangka aku diizinkan untuk ikut.
Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dengan berbekal peralatan dan perlengkapan seadanya (sesuai dengan apa yang diperintahkan) aku berpamitan pada orang dirumah untuk berangkat menuju tempat janjian yang telah ditentukan. Lalu kami menuju rumah ka Sutan untuk hendak packing ulang dan memeriksa bawaan kami. Baru kemudian aku dan para rombongan yang sekitar 12 orang itu (4 perempuan termasuk aku) berjalan menuju terminal untuk naik bis ke arah Bogor dan menyarter mobil untuk sampai tujuan.
Sesampainya di tempat tujuan kami beriistirahat sejenak dan makan untuk mengisi energi kami, dan baru akan memulai pendakian setelah magrib tiba. Saat itu udara dingin terasa menyelimuti kulitku yang tipis, kami berhenti sejenak dan ka Alif ke pos untuk melapor dan berbincang sejenak (aku kurang paham karena baru pertama kali ikut kegiatan ini).
Setelah perjalanan cukup jauh dan energi kami sudah cukup habis kami beristirahat dan mendirikan tenda ditempat yang memungkinkan lalu tidur sejenak. Paginya setelah makan dan berberes kami meneruskan perjalanan kembali. Banyak track yang lumayan menguras energi karena ini merupakan pengalaman pertama kali bagiku jadi aku baru tau bahwa jalanan untuk mencapai puncak adalah seperti ini beratnya. Tetapi aku menikmatinya dengan senang hati dan selalu membayangkan puncak dari semuanya.
Ketika kakak seniorku ada yang berkata bahwa puncak sebentar lagi kita tapaki, aku semakin bersemangat untuk mempercepat langkah kaki ini dan melupakan rasa letih yang ku rasakan. Alhamdulillah tidak terasa akhirnya sampailah aku dan para rombongan diatas puncak. Decak kagum, senang, bangga, dan semua rasa lelah dan letih terbayar sudah dengan pemandangan di depan mata yang subhanallah indahnya. Ternyata inilah puncak yang aku tak bisa bayangkan betapa sempurnanya ciptaan-Nya yang merupakan nikmat bagi para pecinta alam-Nya dan inilah cinta itu.
*saat sampai puncak |
*para perempuan tangguh ;) |
Dimulai...
Dalam genggaman tangan kecil ini ada harapan besar
harapan yang bukan sekedar hanya sebuah harapan
ada keinginan dan kemauan yang besar dalam harapan itu
untuk kembali menapaki kaki kecil ini di puncak-Mu
untuk kembali mengagumi alam-Mu yang sempurna
untuk kembali membuktikan bahwa aku bukan hanya sekedar anak kecil “biasa”
yang mereka anggap aku manja, lemah, tak berdaya
dengan izin-Mu Tuhan akan aku buktikan bahwa itu semua bukan diriku
aku bisa menjadi diriku dengan sejuta impian yang kugenggam
seperti aku mengenggam harapan untuk mencapai puncak-Mu kembali
Dan cinta itu pun dimulai saat pengalaman pertama itu terjadi :)
*kawah gunung yang ku rindukan :) |
Terimakasih untuk ka Alif, ka Sutan, ka Hendid, tante Aca, ka Eca, Hanny, Ambon, Imam, Jati, Aga, Satrio, Aam (maaf yang tidak kesebut karena lupa hehehe) yang telah membuat saya jatuh cinta pada pengalaman pertama:)
ikutan blog contest doain menang yaaaaa :)
amin ... kren juga ceritanya.
BalasHapusmakasih ka alif :) lebih keren juga kakak :)
BalasHapus