Selasa, 26 Februari 2013

sebatang kara

sepagi ini aku sudah berkutik dengan perasaanku, mengingat percakapan malam itu. kata-kata "sebatang kara" membuatku berpikir dimana hatimu? tega nian mengucapkan kata-kata itu dan berbohong demi hal itu. menghadapi kamu banyak sekali menguras tenaga dan hatiku. entah mengapa aku tak pernah mengerti apa yang ada dipikiranmu selama ini. aku selalu berdoa pada Tuhan agar diberi kemampuan membaca pikiran, terlebih pikiranmu. sayang, doa itu belum dan mungkin tidak akan dikabulkan Tuhan.
ingatkah dulu saat aku belum terlalu mengerti tentang banyak hal saat aku beranjak remaja, kau buat ulah besar. dan lihatlah saat itu orangtuamu dengan hasil banting tulang setiap hari menyelesaikan ulahmu itu. bukan saja hanya itu, bahkan orang yg seharusnya kau hormati laksana kakak kau tipu habis-habisan. saat itu aku bertanya-tanya pada hatiku "dimana letak perasaan dan hatimu membuat ulah diluar pemikiran kami semua".
setelah ulah itu aku pikir itu adalah yg pertama dan terakhir karna dilihat dari besarnya resiko dari ulahmu, tapi ternyata kenyataan berkata lain. seiring bertambah dewasanya aku, aku baru sadar aku baru paham dan aku baru lebih mengerti. banyak hal yang dulu mungkin aku tidak pahami karna keterbatasan usiaku namun kini, aku bukan anak kecil yang bisa kau atau kalian tipu.
detik berganti menit berganti jam berganti hari berganti minggu bulan bahkan tahun dan kau masih saja membuat ulah dan ulang, tidak beda dengan ulahmu yang pertama. seringkali aku mendapat pesan, pesan yang membuatku membulatkan mataku sebulat-bulatnya karna kaget dan tak percaya. oh Tuhan salah apa kami? sehingga ulah ini terjadi lagi dan lagi. bukan hanya pesan yang mengagetkanku tapi dering telpon rumah yang berbunyi pun mengagetkan kami semua. tahukah kamu sadarkah kamu orangtuamu tak lagi bugar. orangtuamu tak lagi kokoh. orangtuamu tak lagi mampu membanting tulangnya karna keterbatasan usia. dan tahukah kamu tentang penyakit orangtuamu? heeem mungkin aku kira kau tak peduli dengan semua ini karena bagiku dan dimataku kau tak punya hati terus saja berulah dan  berulah.
lihatlah kakak-kakakmu sampai detik ini belum mau untuk membina karna tanggung jawabnya terhadap kamu tapi apa yang kamu lakukan? apa yang kamu berikan sebagai balas budi kepadanya? ulah dan ulah saja bukan?
oh Tuhan...
kapan kamu akan sadar? kapan kamu akan menyesali semuanya?
jangan salahkan orang lain atas ulahmu ini salahkan dirimu sendiri, berkacalah!
padahal pada suatu waktu yang sering membantumu menaruh kepercayaan padamu, dia yakin akan perubahan yg terjadi padamu. ya aku pun sedikit yakin. namun sayang sampai saat ini detik ini tak sedikitpun perubahan benar-benar terjadi. masih begitu banyak hal yang kau sembunyikan dari kami, tapi ingatlah Tuhan tak pernah tidur, Dia tau apa yang terjadi padamu. sebagai orang yang menghormatimu aku hanya meminta padamu hargai mereka, mereka yang dalam perjalanan hidupmu telah banyak berjasa. hormati mereka selayaknya mereka orangtuamu. kau tak sebatang kara disini, karna memang sesungguhnya kau bukan si sebatang kara.

2 komentar: