Dalam Islam, amanah ada pada setiap orang. Setiap orang memiliki amanah
sesuai dengan apa yang dibebankan kepadanya. Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam bersabda : “Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan
masing-masing kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya, seorang imam
adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya, seorang
laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya, dan dia akan ditanya
tentang kepemimpinannya, seorang wanita adalah pemimpin di rumah
suaminya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya, dan seorang pembantu
adalah pemimpin dalam memelihara harta tuannya dan ia akan ditanya pula
tentang kepemimpinannya”. (HR Imam Bukhari).
Bagi seorang muslim, amanah adalah sebuah kewajiban yang harus
ditunaikan dengan sebaik-baiknya. Rasulullah mengajarkan seorang muslim
untuk saling mewasiati dan memohon bantuan kepada Allah subhanahu
wata’ala dalam menjaganya, bahkan ketika seseorang hendak bepergian
sekalipun setiap saudaranya seharusnya mendoakannya : “Aku memohon
kepada Allah subhanahu wata’ala agar Ia terus menjaga agama engkau,
amanah dan akhir amalan engkau”. (HR Imam Tirmidzi).
Allah memerintahkan seorang muslim untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya. Menjadikan seorang muslim untuk turut serta ambil bagian dalam upaya-upaya penyampaian amanat kepada yang berhak ini.
Allah memerintahkan seorang muslim untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya. Menjadikan seorang muslim untuk turut serta ambil bagian dalam upaya-upaya penyampaian amanat kepada yang berhak ini.
menjadi manusia yang amanah bisa dimulai dengan hal-hal yang sederhana terlebih dahulu, seperti amanah menyampaikan pesan kepada teman yang lainnya (jalur komunikasi). Namun, sayangnya saat ini banyak dari kita yang menyepelekan dan melupakan amanah, entah disengaja atau tidak. Ketidakamanahan kita pada suatu hal kecil akan sangat merugikan oranglain dan berdampak yang besar.
Seperti yang sekarang sering terjadi pada saya pribadi dan teman-teman rasakan. Jalur komunikasi yang seharusnya berjalan sesuai dengan jalurnya ternyata akhir-akhir ini mengalami hambatan layaknya kereta api yang jalannya terputus. Jalur komunikasi yang seharusnya merata ke semua teman-teman sekelas saya ternyata tak diketahui oleh semuanya, banyak dari teman-teman yang tidak mendapatkan apa yang seharusnya didapat. Entah ini salah siapa? Seharusnya semua bisa berpikir kembali, adanya jalur komunikasi itu untuk memudahkan penyampaian suatu informasi, namun sayang informasi tidak dapat didapat oleh semuanya, sebab kelalaian dari orang-orang yang tidak amanah dalam hal ini.
Saya sudah cukup kesal akan hal ini, menegur si pj malah saya sendiri yang kena sindirannya. padahal niat saya baik mengingatkan pada jalur yang seharusnya yaitu via sms, bukan pada macam-macam grup. Coba kalian pikir, jika menjarkom melalui macam-macam grup apa semua teman-teman akan mendapat informasi tersebut? tidak! karena tidak semua teman-teman ikut tergabung dalam macam-macam grup tersebut. sayangnya mereka kurang peka dan seakan tak peduli dengan nasib teman-temannya yang tidak mendapatkan jarkoman itu
semoga Allah swt memberi hidayah pada kita semua untuk mulai beramanah dalam hal sekecil apapun. sebab semua nantinya akan dimintai pertanggungjawaban.
*tulisaninidibuathanyauntukrefleksidirimasing-masing
Tulisannya keliatan dewasa :p padahal aslinya? :p
BalasHapushahaha lagi kesambet malaikat kan :p
BalasHapus