selama ini memang tak ada yang mampu mendengar dengan hati
seikhlas Allah mendengar keluh kesah makhluknya. selama ini memang tak ada yang
melihat dengan hati seperti Allah melihat tingkah laku kita setiap detiknya. ya
hanya Allah Yang Maha Sempurna yang hanya bisa melakukan itu semua tanpa rasa
mengharap, tidak seperti aku, kamu, kita, dia, kalian, ataupun mereka yang ada ‘harapan’
disetiap perbuatan.
sulit sekali kini mencari sosok yang mampu mendengar dan
melihat dengan hati. mungkin yang selama ini benar-benar mau mendengar keluh
kesahku selain Allah hanya tulisan-tulisan ini. Tulisan-tulisan tanpa ujung.
tulisan-tulisan tanpa makna. tulisan-tulisan yang hanya mengalir seiring
lincahnya jemari mencari huruf dan huruf untuk merangkai kata menjadi bait-bait
kalimat yang entah apa maksud dari semuanya
walau tulisan-tulisan ini tak pernah berkata secara lisan,
walau tulisan-tulisan ini tak pernah mendengar secara audio, namun tulisan ini
bisa mengutarakan apa yang tak dapat aku utarakan lewat ucapan. mungkin aku tak
pandai untuk berkata-kata di depan mereka. mungkin aku hanya mampu bermain
dengan tulisan, mengutarakan apa yang aku rasa, mengutarakan apa yang aku suka
atau tidak suka, mengutarakan semuanya tanpa ada kamu, dia, kalian, ataupun
mereka yang akan menghentikan apa yang aku utarakan. inilah diriku dengan
tulisan-tulisanku bukan dengan ucapanku yang bisa saja membuat orang-orang
sekitar tak nyaman nantinya karena kebisingannya. inilah aku dengan
keberantakan tulisanku bukan dengan kesempurnaan aku dalam berucap lisan yang
penuh dengan kesombongan. inilah aku. aku yang hanya ini apanya. aku yang hanya
mampu mengutarakan lewat tulisan tanpa bisa mengucapkan dengan lisan. karena lewat
tulisan aku merasa dihargai. karena lewat tulisan aku merasa didengarkan. dan
karena lewat tulisan aku tak perlu mendengar kamu, dia, kalian, mereka tak suka
dengan ucapanku yang mungkin mengganggu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar