11 maret 2013
masih kacau seperti abis terkena badai, ya memang kami sedang dilanda badai, badai dalam suatu hubungan. dari kemarin entahlah kenapa harus lagi? aku mutusin buat sejenak bermain melepas penat akan tugas kuliah dan tuntutan pikiran dan perasaan tentangmu. aku dan susan ke sepel jam setengah 4, dalam perjalanan masih sempat bagiku untuk sekedar memberi tau apa yang akan aku lakukan. tiba-tiba seperti tersambar halilintar tepat di hati kamu berkata "aku mau cau ke puncak". aku coba tersenyum walau senyum itu mungkin terasa pahit. di sepel susan cerita panjang lebar pun aku tak dapat menangkap semuanya, pikiranku terbagi,fokusku pun pergi. sampai jajanan yang sudah ku beli pun tak ku habiskan hilang nafsuku seketika (padahal entah mengapa malam sebelumnya aku amat sangat ingin jajan ke sepel). sekitar pukul 5 kita pulang dan kembali MESTAKUNG, langit mendung dan hujan turun. dalam basahnya hujan airmataku pun basahi pipi ini (untung susan yang mengendarai motor sehingga tak sempat melihatku). saat itu entah apa yang aku tangisi. aku merasa kecewa sama kamu. kecewa yang teramat SANGAT!
aku sedari di sepel sudah melarang kamu untuk pergi tapi rasanaya percuma bukan laranganku itu, kamu akan tetap pergi,. ya aku biarkan, aku berikan kebebasan bagimu. mungkin kamu rindu kebebasan itu. mungkin kamu aaah sudahlah kamu memang tak akan pernah mengerti aku. kamu pergi sama saja tak menganggapku ada dan laranganku rasanya tak ada artinya, percuma.
entah kurang apa lagi aku di matamu, bahkan seseuatu yang menjadi tujuan dan mimpiku sejak aku menginjak bangku SMA pun sudah aku hentikan di bangku kuliah ketika dengan ijin Tuhan aku bisa menjadi anggota EC dan aku menyia-nyiakan itu. untuk sekedar liburan ke gunung lagi pun aku selalu menolaknya. kamu boleh tanya mahir, somat, mamdu, tipah, intan, sinta, santi, prasena mereka sering kali mengajakku pergi tapi demi kamu karena aku menghormatimu, aku menghargaimu, maka dari itu aku mundur dan mengikuti maumu dan tak pernah lagi kamu dapati aku naik gunung bukan?. tapi setimpalkah balasanmu padaku?
rasanya sakit ketika ku temui kamu bukan kamu yang dulu
ada yang hilang
hilang dari sebagian jiwa ini
rasanya sakit ketika ku dapati kamu bukan kamu yang ku kenal
kamu berubah, menjadi tak ku kenal
rasanya sakit ketika aku tak lagi dihargai olehmu
sakitnya hati menusuk jantung ini
rasanya sakit ketika orang yang kucinta tak menganggapku ada
rasa sakit ini rasa yang ku benci
mengapa tak dari awal?
mengapa sekarang terjadi?
mengapa? mengapa disaat aku tlah amat sangat mencintaimu
harapan ini
janj-janji itu
mimpi-mimpu dulu
entahlah...
aku sakit, sakit ketika mendapatimu bukan kamu yang ku kenal :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar