Minggu, 01 Juni 2014

(?)

entah akan jadi apa kita nantinya
saat ini yang terjadi seperti ini
yang terlihat ya begini
kau nampak tak peduli, bahkan mungkin memang tak pernah peduli dari awal waktu
janji-janji itu semua mengawan di kepala
airmata telah siap menggantung dimata, entah untuk apa?
menangisi semua ini?
menangisi ketidak pedulianmu ini?
menangisi keadaan ini?
rasanya aku telah lelah, bahkan terlalu lelah untuk merasakannya
kalau saja bisa, lebih baik aku hentikan waktu
agar aku tak bisa merasa
rasanya sudah berulang hal ini terjadi, tapi dan rasanya kamu seperti tak pernah memikirkannya barang sedetikpun
mungkin kini kau sedang bersenang-senang bersamanya, bersama dia yang lebih kau inginkan
bersama dia yang selalu memberikanmu kebahagian, bukan yang selalu berbagi duka sepertiku
rasanya aku sudah benar-benar lelah, andai saja aku dapat menghentikan waktu
menghentikan pula semua aktivitas organ tubuhku
mungkin aku bisa tenang, tak perlu melihat apa yang aku tak inginkan
tak perlu merasa apa yang tak ingin aku rasakan
tapi nyatanya aku tak mampu
disini aku bertahan, berharap pada suatu keajaiban
berharap pada sebuah kesadaran
tapi entah sampai kapan?
sampai tubuh ini mati digerogoti cinta yang tak kunjung peduli (?)
sampai airmata ini kering tak mampu lagi mengari pipi (?)

hai...

hai...
apakabar???
tidak adakah rasa rindu terbesit sedetik dan sedikitpun dihatimu?
tidak adakah rasa ingin bertemu walau hanya sekejap waktu?
tidak adakah rasa ingin memeluk barang semenit waktu?
tidakkah kamu merasakan apa yang aku rasakan???

bulan-bulan ini mungkin kita sama-sama sedang disibukan dengan kegiatan masing-masing. tapi apa dayaku melihatmu tanpa usaha untuk bertemu, hanya mengucap kata rindu yang membuatku semakin mengharu.
bulan-bulan ini mungkin menjadi bulan sulit bagi kita, Tuhan sedang menguji kita, menguji keluargamu dan keluargaku, karena sebuah kejadian yang tak mengenakkan.
tapi tak adakah usahamu untuk ingin melepas rindu barang sedetik waktu mencoba menemaniku saat aku sedang terjatuh dan terpuruk dalam haru?
tak adakah niatmu barang menghiburku kala aku bersedih, dilanda duka dan terpuruk terseok-seok berjalan dengan kaki pincangku seorang?
entah mengapa, sudah yang entah keberapa kalinya aku merasa kau tak pernah sudi menemaniku saat aku terjatuh
entah mengapa, sudah yang entah keberapa kalinya aku merasa kau tak berusaha melepaskan rasa rindu yang kau ucap padaku suatu waktu
mungkin waktu yang telah merubah segalanya, membiarkan aku tertatih menjalani saat terjatuh dengan berjalan sendiri
tak inginkah kau kubagi duka saat aku terjatuh?
tak inginkah kau kuberi sakit menjalani hidup saat bolaku berputar dibawah?
tak inginkah kau menjalani hari bersamaku saat diberi cobaan disalah satu antara kita?

pernahkah aku meninggalkanmu saat kau terjatuh dan terpuruk?
pernahkah aku melupakanmu saat aku sedang diatas dan melambung dalam kebahagiaan?
semoga tidak, sebab aku selalu ingin berbagi denganmu
berbagi sukaku, berbagi dukaku, berbagi setiap hembusan nafas yang masih dapat kunikmati, sebelum semua terasa gelap, sebelum semua tak dapat terlihat, dan sebelum semua kututup rapat.
tapi rasanya...
kau tak pernah ingin kubagi duka
kau tak pernah ingin kuberi derita
sebab nyatanya selama ini, kau selalu tak ada saat aku terjatuh, saat aku butuh, saat aku ingin berbagi rasa duka, rasa dimana setiap manusia tak dibagipun tak mengapa
rasa dimana sakit itu terasa sekali, terlebih kau tak pernah ada untuk menemani...