Senin, 28 September 2015

dear kamu...



Dear kamu yang pernah merasakan ini

Bagaimana rasanya ditolak secara langsung “sori gw ga suka lu, kita temenan aja” ?

Dan bagaimana rasanya ditolak secara halus dengan sebuah pernyataan “gw ga mau pacaran” tapi nyatanya dia pacaran dengan yang lain?

Mana menurut kalian yang lebih sakit?

Haruskah kita sebagai perempuan mengubah cara kita dalam menolak kalian?

Agar penolakan itu tidak terasa sakit

Tapi bagaimana mungkin penolakan tidak terasa sakit, sebab “ditolak” itu memang pasti menyakitkan bukan?

Rabu, 16 September 2015

rumah kedua

rumah kedua ini sempat terkunci rapat karena sakit akan semua isi didalamnya
rumah kedua ini kini membuat rindu pada semua kenangan yang pernah terisi didalamnya
rumah kedua ini kini terbuka kembali, walau terasa sulit hati ini mencari kunci yang telah kulempar jauh namun akhirnya aku menemukannya kembali
rumah kedua ini bukan hanya sekedar namun
rumah kedua kini aku rindu, berusaha mengisi kembali dengan barisan cerita yang terjadi setiap detiknya
rumah kedua ini akan menjadi saksi hidup tulisannya
walau hanya aku yang tahu setidaknya aku senang ada tempat dimana aku bisa belajar darinya dengan membuka kembali lembaran usang dari rumah kedua ini
yang membuat senyuman terkembang bersama deru tangisan

Selasa, 15 September 2015

banyak

banyak yang bicara ini dan itu namun pada akhirnya tidak mampu memegang apa yang telah dikatakannya. mereka seakan lupa bahwa apa yang mereka katakan pada seseorang akan tercatat dalam benak orang yang mendengarkan perkataan tersebut. namun bagi mereka yang berkata ini dan itu mereka menganggap apa yang mereka katakan telah hilang ditiup angin yang berlalu.
banyak yang datang ketika hanya membutuhkan bantuan pada kita. mereka menganggap kita seakan dewa penyelamat dikala mereka terhimpit sesuatu. memaksa kita untuk menolongnya dengan segera namun lupa untuk sekedar berterima kasih atas waktu dan pertolongan yang telah diberikan kepadanya.
banyak yang pergi ketika durja sedang melanda kita. mereka yang demikian dengan gampangnya berlalu dan seakan tak melihat kesulitan yang sedang kita alami. mereka lupa bahwa hidup bukan untuk pelarian semata. meninggalkan kita bangkit dengan susah payahnya seorang diri
banyak yang seperti itu yang dengan gampangnya melakukan hal sesuka hati
yang dengan mudahnya mempermainkan hati seseorang
yang dengan enaknya meninggalkan seseorang yang dulu pernah ada dan berbuat padanya