Sabtu, 12 November 2016

malam

Bolehkah aku tak menyukaimu malam?
Saat sepi menghampiri diri ini
Saat kesunyian yang hanya menemani
Bolehkah aku tak menyukaimu malam?
Saat lampu-lampu dipadamkan
Saat gelap yang terlihat
Bolehkah aku tak menyukaimu malam?
Saat kosong yang terasa
Saat hampa yang ku punya
Tapi rasanya aku tak bisa tak menyukaimu malam
Karena dalam malammu, rindu ini semakin menjadi
Berharap untuk dapat segera melampiaskannya
Berharap untuk segera menghabiskannya
Karena malam teman dari sejatinya rindu

meminta

Kamu berharap saya meminta
Namun kamu mematahkan permintaan itu
Dari dulu entah dari sejak kapan saya sedikit enggan untuk meminta
Karena saya pernah dikecewakan oleh sebuah permintaan
Karena saya pernah ditolak pada sebuah keinginan kecil
Karena saya tau apabila permintaan itu tidak dapat dilaksanakan apa yang akan saya dapati
Kecewa
Dan kamu selalu berkata ingin mendengar saya meminta
Dan kali ini permintaan kecil itu ditolak kembali
Ini bukan untuk yang pertama
Walau saya tau rasanya ketika permintaan itu ditolak seperti apa jadinya
Kamu berharap saya meminta dan kamu mematahkannya lagi

Rabu, 02 November 2016

Mengapa kau hadir kembali disaat aku tak pernah memintamu tuk hadir wahai si bening? Tidakkah kau lihat sesak dada ini menahan rindu?
Tidakkah kau sadar selama ini aku menahan ragu
Antara bertahan atau melepaskan
Keduanya membuat sejuta pertanyaan
Aku memang belum mencari penggantinya
Sebab kuingin semua berjalan saja seiring berjalannya waktu
Karena ku yakin semua pasti ada jawaban
Mengapa kau berjalan begitu perlahan wahai November?
Tidakkah kau lihat rasa gundah yang menghampiriku?
Berharap cepat semua berlalu
Berharap dapat melepaskan rindu dari sesak akan semua yang menyesakkan waktu
Mengapa kau tidak kunjung hadir wahai Desember?
Akankah aku harus menunggu kembali? Sampai dengan waktu yang tak ditentukan
Ku harap jangan, sebab hati tak kuasa tuk menahan
Ingin melepaskan semua sesak yang tersimpan
Bersama dengan polutan yang sudah lama ingin dibuang