Minggu, 09 Maret 2014

terima kasih teman

Mungkin menjadi penulis adalah salah satu mimpi saya yang tak mungkin tercapai. Saya paham itu, saya sadar itu.
Sebab, saya bukan penulis syair-syair indah seperti Chairil Anwar ataupun Benzbara pada masa sekarang. Saya hanyalah penulis amatiran di berbagai akun media sosial. Pemain jemari yang tidak lincah diatas tuts keyboard hitam. Kata seorang teman saya, saya banyak meninggalkan jejak di berbagai akun yang berhubungan dengan tulisan. Ya mungkin benar, saya sengaja meninggalkan jejak saya dengan tulisan amatiran saya. Menunjukkan pada mereka bahkan dunia bahwa saya pernah ada, pernah hidup dengan tulisan-tulisan saya yang tak bermakna. Tapi saya senang, sebab saya meninggalkan sesuatu dalam hidup saya itu. Meninggalkan tulisan-tulisan yang tak bertuan, yang entah untuk siapa tulisan itu saya buat. Saya hanya merasa lega dan puas ketika kala saya sedang terpuruk dan butuh teman bercerita, saya berceita melalui tulisan. Entah siapa yang akan baca, itu urusan belakangan. Sebab jaman sekarang ini susah sekali mencari teman yang dengan setia mau mendengarkan keluh-kesah dan segala cerita kita. Kebanyakan mereka, orang-orang diluaran sana hanya ingin menjadi si pencerita yang selalu inginnya didengar ceritanya dan jarang mau mendengarkan cerita orang lain. Padahal, sadarkah kalian bahwa Tuhan menciptakan kita dengan dua buah telingan kiri dan kanan yang berati Tuhan memberikan kita petunjuk untuk menjadi  orang yang lebih banyak mendengar  bukan menjadi seseorang yang banyak bicaranya, sebab lihatlah nyatanya Tuhan memberika kita satu buah mulut saja bukan? Tapi sayang sekali, mungkin kebanyakan kita kurang memahami dan menyadari petunjuk Tuhan itu. Dan kebanyakan dari kita hanya mementingkan diri sendiri untuk dimengerti orang lain tanpa mau berusaha mengerti orang lain.
Saya tidak pernah memaksa setiap teman saya untuk mendengar cerita saya, sebab terkadang saya justru segan untuk bercerita pada teman jika teman itu kurang akrab (yang akrab aja segan dijadikan tempat bercerita, apalagi yang tak akrab). Saya punya kalian para media sosial yang dengan senang hati mau dijadikan tempat saya bercerita, tanpa mengenal kata lelah mendengar cerita saya yang tidak menarik justru malah membosankan. kalian tanpa perlu berkomentar (yang menyakitkan), bahkan tanpa perlu mendengar isakan atau tawa keras yang keluar dari mulut saya telah membuat saya nyaman. nyaman sekali. Saya berterimakasih untuk itu.lovei Selama ini telah menjadi teman setia saya dalam bercerita, telah mau menampung semua keluh-kesah saya yang tak bermakna. Terimakasih untuk kalian teman dunia maya yang sesungguhnya nyata di hidup saya yang selama ini telah menjadi teman setia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar