Jumat, 05 April 2013

layang-layang

apa yang ada di benak kalian ketika mendengar kata layang-layang?
apa yang ada dibayangan kalian saat melihat layang-layang mengudara diatas sana?
aku pernah membaca sebuah blog yang isinya bagus menurutku, isinya begini
"Rasakan angin sepoi itu. Lihatlah sekilas benang yang lurus terpancang yang mengikatmu. Dari titik itulah kau akan memulai segalanya. Saat tangan yang memegangmu terlepas, setting keseimbanganmu akan otomatis berjalan dan tarikan demi tarikan menaikkan dirimu perlahan ke angkasa.  Sebuah hal yang wajar bila kau merasa senang karena bisa terbang. Kau akan senang karena bisa melihat luasnya dunia. Dan kini banyak orang yang melihat dirimu. Melihat keanggunan terbangmu di atas kepala mereka.  Hanya saja ketika kau menjadi terkenal seringkali kau lupa diri. Lupa karena pujian dan dari mana asalmu. Dari mana kamu bermula.
Lalu Dia yang mengendalikanmu pun ingin mengujimu. Di ulurlah benang itu ketika tiupan angin bertambah besar. Tak lagi sesepoi tadi. Kau bergoyang mundur ke belakang. Kehilangan keseimbangan. Kau segera menuntut agar uluran tali itu segera dihentikan. Agar benang itu kembali terpancang. Kau tak kuat dengan kritikan pedas dari orang-orang yang berteriak di bawahmu. Mengolok-ngolok ketidakseimbanganmu. Kau merasa harga dirimu akan jatuh. Padahal uluran benang itu adalah sebuah pertanda untuk membuatmu semakin tinggi, semakin mulia. Itu jika kamu bisa mempertahankan keseimbangan saat bertarung dengan angin yang semakin kuat. Jika kau tak kuat tanpa kau sadari kau akan terbang semakin tinggi terbawa angin karena kekuatan benangmu rapuh. Kau terputus.
Dia yang memegang benangmu, yang mengendalikanmu seringkali kau persalahkan saat kau terjatuh. Atau kadang angin dan keadaan yang kau persalahkan. Padahal tidak seharusnya begitu. Sebenarnya malah Dia yang paling mengerti akan dirimu. Dia ingin kau segera kembali kepadanya. Mengikat benangmu kembali kepada-Nya. Dia yang paling mengerti apa yang terbaik bagimu.Dia memberi apa yang kau butuhkan, bukan apa yang kau inginkan. Dan Dia tentu saja tak sembarangan mengulurkan benang yang dipegangnya. Dia tahu kapan saatnya mengulur benang yang mengikatmu. Maka seharusnya kau mempercayakan hidup dan matimu kepada-Nya.
Dengan itulah kau akan menjadi tenang. Dengan itulah kau menjadi damai. Ketika hari berganti kau takkan khawatir amalmu direbut oleh orang lain. Kau pun tak khawatir rejekimu diusik oleh orang lain. Karena semuanya sudah tertulis, sejak kau bermula dulu. Kau mulia bukan karena pujian orang-orang, tetapi kau mulia karena Dia yang memuliakan dirimu. Dia tak lain yang kita sembah setiap hari, tempat kita meminta sesuatu setiap saat. Dialah Allah swt."

Dari kalimat itu kita bisa melihat bahwa ada kendali pada diri layang-layang, kita yang hidup tidak bisa menyombongkan diri, sebab diatas langit masih banyak langit-langit yang lain dan PALING TINGGI. Sudah sepantasnya kita sebagai manusia itu tidak boleh sombong, yang pantas untuk sombong hanya Allah swt yang mengendalikan kita layaknya layang-layang dikendalikan sang pemain
Namun, dibalik filosofi layang-layang tentang hidup manusia ada juga filosofi layang-layang tentang sebuah hubungan percintaan. Aku pernah baca novel Dee "Madre" dalam novel itu ada cerita pendek tentang layang-layang, inti dari novel itu yang aku tangkap seperti ini "cinta itu ibarat layang-layang, ada pengendali yang memainkannya dibawah sana, layang-layang yang terbang mengudara diatas sana jika tanpa kendali dia tidak akan bisa terbang mengudara dengan tenang. seringkali layang-layang yang terbang mengudara dilangit sana itu goyah dengan kencangnya angin yang menerpa, namun itu tergantung dari si pengendali mengendalikan benang yang menghubungkannya dengan layang-layang, apakah dia mampu mempertahankan layang-layangnya tetap terbang dengan indah meliuk diatas sana atau justru goyah dan melepaskannya karna gesekan benang lain? Semua itu tergantung dari kekuatan si pengendali menjaga dan mengendalikan angin yang menerpanya"
sepasang layang-layang

Jadi, main layang-layang itu jangan sekedar main yang asal-asalan. butuh kekuatan ekstra dalam menjaga dan mengendalikannya biar ga goyah sama angin atau gesekan benang lain. ga mau kan apa yang kita punya diambil orang lain? so come on to keep your kite guys ☺

http://hanifarrul.wordpress.com/2010/04/26/saat-benang-itu-terulur_filosofi-layang-layang/
http://mynameraras.blogspot.com/2012/05/filosofi-layang-layang.html
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar